KEANEKARAGAMAN HAYATI

 

 

A.  Pendahuluan

Indonesia adalah negara dengan bentangan alam yang sangat luas 1.905 juta kilometer persegi yang terdiri atas 17.058 pulau. Tiap pulau memiliki topografi yang khas dan dibatasi oleh perairan asin (laut). Kekhasan topografi ini menyebabkan hidupnya folra dan fauna yang berbeda setiap pulau, sehingga sangat memungkinkan terbentuknya keragaman ekosistem, sehingga terlihat jelas menunjukkan adanya keanekaragaman hayati yang tinggi.

Tingginya keragaman hayati ini ternyata menimbulkan masalah baru bagi alam dan tempat tinggal mahluk hidup lainnya, termasuk kita manusia. Banyak dilaporkan adanya kerusakan lingkungan, luas hutan berkurang secara signifikan, ancaman penyakit, dan bencana alam lainnya. Di sisi lain pemerintah setempat sudah berusaha melakukan tindakan preventif maupun kuratif dengan melibatkan banyak element dan stakeholder. Namun karena luasnya wilayah ditambah lagi adanya kekurangsadaran masyarakat menyebabkan tidak selesai-selesainya masalah yang timbul. Maka dari itu, sedari awal hendaknya sudah mulai ditanamkan rasa bertanggungjawab dan ikut menjaga kelestarian alam tempat tinggal yang indah ini. Cara untuk melakukan itu adalah dapat dimulai dari penanaman teori, konsep, dan prosedur, serta membentuk perilaku generasi muda di sekolah-sekolah tentang menjaga kelestarian alam, menjaga kelestarian hayati demi keberlangsungan hidup di masa mendatang. Menanamkan dan membentuk perilaku menjaga kelestraian alam ini cukup sulit dilakukan jika kondisi masyarakat tempat siswa bertumbuh tidak mendukungnya. Walau demikian, peran guru disini sangat dibutuhkan untuk membalik situasi tersebut. Namun sebelumnya dari begitu banyak dan luasnya objek kajian tentang alam dan sumber hayati yang belum terjamah, mari kita berliterasi banyak tentang keanekaragaman hayati ini untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang satu diantara banyak cara yang dapat dilakukan adalah dengan membaca Modul ini. Niscaya, lambat laun setelah kita terapkan dalam pembelajaran dan seiring perubahan waktu, perilaku masyarakat juga mampu dan dapat berubah. Dengan demikian, ini adalah tugas Bapak dan Ibu guru sekalian dalam menjalankan kewajiban selaku panutan dan orang yang profesional dalam mengemban tugas negara ini.

 

B.       Manfaat

Setelah membaca modul ini dengan seksama dan mengikuti diskusi, maka manfaat yang diperoleh adalah sebagi berikut.

1.        Lebih dapat memahami dan mendalami arti penting Keanekaragaman Hayati di Indonesia serta upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan dengan melihat persebaran biogeografi yang luas. Hasilnya akan diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah guna memberikan pemahaman kepada peserta didik pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan keragaman hayati di masa mendatang.

2.        Lebih dapat memahami dan mendalami persebaran flora dan fauna di Indonesia dengan ciri khasnya di tiap kawasan, yaitu kawasan sunda (oriental), kawasan sahul (Australia), dan kawasan Wallace.

3.        Lebih dapat memahami dan medalami tentang pembagian mahluk hidup berdasarkan hasil pengklasifikasian dari beberapa ahli biologi seperti Ernst Haeckel, Robert Wiitaker, dan Carl Woose. Klasifikasi yang terakhir dikembangkan adalah kingdom Virus, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungsi, Plantae, dan Animalia yang didasarkan atas struktur sel, mode dan sumber nutrisi, dan organisasi tubuhnya.

4.        Lebih dapat mendalami materi tentang taksonomi yang banyak menggunakan pendekatan empirik maupun rasional, seperti pendekatan taksonomi tradisional, taksonomi moderen, taksonomi numerik dan taksonomi kimia. Selain itu juga terdapat pembagian/klasifikasi mahluk hidup secara praktis, alamiah, bauatn, fenetik, dan filogenetik. Seluruh cici mahluk hidup diurutkan dalam kelompok takson tertinggi hingga takson terendah, yaitu Kingdom, Filum/Divisio, Classis, Ordo, Family, Genus, dan Species.

5.        Lebih dapat mendalami tentang sistem klasifikasi tumbuhan, khususnya pada Briophyta dan Pteridophyta yang merupakan organisme multiselular dengan sel yang sudah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, berklorofil, dan memiliki dinding sel. Briophyta dibagi menjadi tiga kelas yaitu Musci, Hepaticopsida, dan Anthoceropsida. Sedangkan Pretidophyta terbagi atas empat kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Filicinae.

6.        Dapat lebih mendalami tentang keragaman mahluk hidup pada tingkat seluler, yaitu tentang virus, monera, dan protista. Mahluk-mahluk ini dapat hidup hampir seluruh permukaan bumi, mulai dari kondisi yang ekstrem hingga nyaman menurut tataran manusia, perairan, daratan, bahkan di tubuh mahluk lainya secara parasit atau efifit saja.

 

C.       Kendala dan Solusi

1.      Sebagai seorang guru belum bisa saya mereferensikan kepada masyarakat luas tentang kondisi sumber daya hayati kita dalam ranah keanekaragaman hayati. Belum seluruhnya masyarakat menyadari hal terkait dengan keragaman hayati ini, sehingga masih berperilaku cenderung merusaknya dengan cara eksploitasi demi kepentingan ekonomi sebagai alasannya. Contoh riil; banyak masyarakat yang menjual tanah sawah, ladang, tegalannya untuk dipakai bangunan oleh pembeli. Demikian pula kawasan hutan banyak berubah fungsi. Alasan klasiknya adalah kebutuhan primer, sekunder, dan tertiernya. Jadi selama membaca modul ini dan membandingkan dengan kondisi fakta yang ada sekarang kiranya sangat perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat sedari awal. Caranya adalah dengan mendidik generasi sekarang ini mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk mendalami materi konservasi lingkungan hidup. Namun sayangnya di bangku persekolahan hanya jurusan tertentu saja yang mendapat pembelajaran tentang hal ini. Saran saya sebaiknya pemerintah memikirkan kembali desain kurikulum di tiap tingkat sekolah untuk memasukan pendidikan lingkungan hidupnya di semua jenjang pendidikan. Harapannya adalah kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan keragaman hayati tumbuh dimana-mana dan sedari awal demi keberlangsungannya dimasa mendatang.

2.      Begitu luasnya materi tentang sumber daya hayati ini, termasuk keanekaragaman di dalamnya membuat sedikit kesulitan untuk mengetahuinya seaara menyeluruh dalam waktu yang singkat. Solusinya adalah memberikan waktu lebih banyak ke depannya untuk medalami dan menghayati lagi materi ini, sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat di lapangan.

 

D.      Penutup

Luasnya objek kajian tentang keanekaragaman hayati di muka bumi ini membuat lebih banyak lagi waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya. Umumnya mahluk hidup itu akan intens diteliti dan dipelajari ketika mereka memberikan manfaat, membuat kerugian, atau unik bagi manusia. Padahal secara umum, kehadiran mereka melengkapi khasanah keanekaragaman kekayaan hayati yang saling berinteraksi menjaga kelestrarian alam dalam rentetan daur materi dan energi. Namun demikian, Biologi sebagai ilmu termuda akan selalu berkembang mengungkap fakta-fakta mahluk hidup seiring dengan berkembangnya teknologi yang mendukung penciptaan pengetahuan-pengetahuan baru di dunia. Demikian sedikit ulasan ini, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SOAL HOTS BIOLOGI: KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP

KUNCI DETERMINASI

KLADOGRAM SEDERHANA